Banner

ma2nkscientist
Blogger Ngalam blog-indonesia.com Trik-Tips Blog

15 Maret 2010

Tugas PAI

Muhammad Zainur R
NIM : 0910950054


KISAH NABI IBRAHIM A.S MENCARI ALLAH SWT

Nabi Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka satu perjanjian yang berat. Ibrahim adalah seorang nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sebagai seorang hamba yang menepati janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji. Nabi Ibrahim adalah seorang hamba Allah SWT yang berhak diangkat-Nya menjadi al-Khalil (kekasih Allah SWT). Itu adalah derajat dari derajat-derajat kenabian yang kita tidak mengetahui nilainya.
Nabi Ibrahim mengetahui saat beliau masih kecil bahwa ayahnya seseorang yang membuat patung-patung yang unik. Pada suatu hari, ia bertanya terhadap ciptaan ayahnya kemudian ayahnya memberitahunya bahwa itu adalah patung-patung dari tuhan-tuhan. Nabi Ibrahim sangat keheranan dan mempunyai sikap penolakan terhadapnya. Uniknya, Nabi Ibrahim justru bermain-main dengan patung itu saat ia masih kecildan dalam waktu yang bersamaan ayahnya melihatnya. Saat itu juga ayahnya marah dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain-main dengan patung itu lagi.
Pada suatu hari Ibrahim bersama ayahnya masuk di tempat penyembahan itu yang pada saat itu terjadi suatu pesta dan perayaan di hadapan patung-patung. Di tengah –tengah penyembahan, terdapat seorang dukun yang sedang berdakwah dengan ajarannya. Tetapi pada saat itu, Nabi Ibrahim menentang ajaran dukun tersebut sehingga diusirlah nabi dari tempat itu.
Pada suatu hari, nabi Ibrahim mengalami dialog internal dalam dirinya. Allah SWT menceritakan keadaan ini dalam surah al-An'am:
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: 'Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.' Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan Kami (memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah Tuhanku,' tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata: 'Saya tidak suka kepada yang tenggelam. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah Tuhanku. Kemudian tatkala dia melihat sebuah bulan terbit dia berkata: 'Ini­lah Tuhanku.' Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: 'Sesung­guhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: 'Inilah Tuhanku. Inilah yang lebih besar.' Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: 'Hai kaumkku, sesungguhnya aku berlepas dirt dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali jika Tuhanku mengendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apahah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ? Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah) padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui)?'" (QS. al-An'am: 74-81)
Beliau meninggalkan kaumnya dan sesembahan-sembahan selain Allah SWT. Beliau menetapkan suatu urusan dalam dirinya, beliau mengetahui bahwa di sana ada pesta besar yang diadakan di tepi sungai di mana manusia-manusia berbondong-bondong menuju kesana. Beliau menunggu sampai perayaan itu datang di mana saat itu kota men­jadi sunyi karena ditinggalkan oleh manusia yang hidup di dalamnya dan mereka menuju ke tempat itu. Jalan-jalan yang menuju tempat penyembahan menjadi sepi dan tempat penyembahan itu pun ditinggalkan oleh penjaganya. Semua orang mengikuti pesta itu.
Dengan penuh hati-hati, Ibrahim memasuki tempat penyembahan dengan membawa kapak yang tajam. Ibrahim pun langsung mengangkat kapak yang ada di tangannya dan mulai menghancurkan tuhan-tuhan yang palsu yang disembah oleh manusia. Ibrahim menghancurkan seluruh patung-patung itu dan hanya menyisakan satu patung, lalu beliau menggantungkan kapak itu dilehernya. Setelah melaksanakan tugas itu, beliau pergi menuju ke gunung. Beliau telah bersumpah untuk membawa suatu bukti yang jelas, bahkan bukti praktis tentang kebodohan kaumnya dalam menyembah selain Allah SWT.
Akhirnya, pesta perayaan itu selesai dan manusia kembali ke tempat mereka masing-masing. Dan ketika salah seorang masuk ke tempat sembahan itu ia pun berteriak. Manusia-manusia datang menolongnya dan ingin mengetahui apa sebab di balik teriakan itu. Dan mereka mengetahui bahwa tuhan-tuhan semuanya telah hancur yang tersisa hanya satu. Akhirnya mereka pun mengetahui dan menyadari bahwa ini adalah ulah Ibrahim yang telah mengajak mereka untuk me­nyembah Allah SWT.
Akhirnya, nabi Ibrahim divonis oleh mereka dengan membakarnya di dalam api. Sungguh ini sangat mengherankan. Suatu mahkamah yang mengerikan digelar di mana si tertuduh akan dihukum dengan pembakaran. Tersebarlah berita itu di kerajaan dan di seluruh negeri. Persiapan pembakaran nabi Ibrahimpun dilaksanakan. Mereka menggali lobang besar yang dipenuhi kayu-kayu, batu-batu, dan pohon-pohon lalu mereka menyalakan api di dalamnya. Kemudian mereka mendatangkan manjaniq, yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk melempar Nabi Ibrahim ke dalam api sehingga ia jatuh ke dalam lubang api. Mereka meletakkan Nabi Ibrahim setelah mereka mengikat kedua tangannya dan kakinya pada manjaniq itu. Api pun mulai menyala dan asapnya mulai membumbung ke langit. Manusia yang melihat peristiwa itu berdiri agak jauh dari galian api itu karena saking panasnya. Tiba-tiba malaikat Jibril berdiri di hadapan Nabi Ibrahim dan bertanya kepadanya: "Wahai Ibrahim, tidakkah engkau memiliki keperluan?" Nabi Ibrahim menjawab: "Aku tidak memerlukan sesuatu darimu." Nabi Ibrahim pun dilepaskan lalu dimasukkan ke dalam kubangan api. Nabi Ibrahim terjatuh dalam api. Api pun mulai mengelilinginya, lalu Allah SWT menurunkan perintah kepada api, Allah SWT berkata:
"Kami berfirman: Wahai api jadilah engkau dingin dan membawa keselamatan kepada Ibrahim." (QS. al-Anbiya': 69)
Api pun tunduk kepada perintah Allah SWT sehingga ia menjadi dingin dan membawa keselamatan bagi Nabi Ibrahim. Api hanya membakar tali-tali yang mengikat Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim dengan tenang berada di tengah-tengah api seakan-akan beliau duduk di tengah-tengah taman. Beliau memuji Allah SWT, Tuhannya dan mengagungkan-Nya. Yang ada di dalam hatinya hanya cinta kepada sang Kekasih, yaitu Allah SWT.
Hati Nabi Ibrahim tidak dipenuhi rasa takut atau menyesal atau berkeluh kesah. Yang ada dalam hati beliau hanya cinta semata. Api pun menjadi damai dan menjadi dingin. Sesungguhnya orang-orang yang cinta kepada Allah SWT tidak akan merasakan ketakutan. Para pembesar dan para dukun mengamat-amati dari jauh betapa panasnya api itu. Bahkan api terus menyala dalam tempo yang lama, sehingga orang-orang kafir mengira bahwa api itu tidak pernah padam. Ketika api itu padam, mereka dibuat terkejut ketika melihat Nabi Ibrahim keluar dari kubangan api dalam keadaan selamat. Wajah mereka menjadi hitam karena terpengaruh asap api sementara wajah Nabi Ibrahim berseri-seri dan tampak diliputi dengan cahaya dan kebesaran. Bahkan pakaian yang dipakai Nabi Ibrahim pun tidak terbakar, dan beliau tidak tersentuh sedikit pun oleh api. Nabi Ibrahim pun keluar dari api itu bagaikan beliau keluar dari taman. Lalu orang-orang kafir pun berteriak keheranan. Mereka pun mendapatkan kekalahan dan kerugian.
Itulah ringkasan singkat tentang perjalan sang nabi mencari Tuhannya. Dan akhirnya, nabi Ibrahim menemukan siapakah Tuhan sebenarnya yang menciptakn bumi dan langit.

Komentar :
Nabi Ibrahim a.s menurut saya merupakan salah satu nabi yang mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi, tidak mudah Menyerah, dan bersemangat tinggi. Ketiga pokok sifat nabi tersebut yang seharusnya dimiliki manusia dalam mengarungi kehidupan. Selain itu, sang nabi memberikan pelajaran bagi kita semua bahwa kita seharusnya yakin dan cintailah Allah sepenuh hati dan takutlah kepada-Nya. Segala sesuatu yang kita hadapi adalah dengan seijin Allah SWT sehingga kita wajib bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita. Sesulit apapun rintangan kita, apabila Allah mengijinkan pasti ada jalan. Read More......

ILMU itu HIDUP is wearing Blue Weed by Blog Oh! Blog | To Blogger by Gre at Template-Godown | Entries (RSS) and Comments (RSS).