Banner

ma2nkscientist
Blogger Ngalam blog-indonesia.com Trik-Tips Blog

20 November 2008

AIDS Eps. 2


HIV dapat dipindahkan dari orang yang tertular kepada orang yang sehat melalui 3 cara yang mendasar—bersenggama; berbagi-pakai jarum atau alat suntik dalam menyuntikkan obat intravena; dan dari ibu kepada bayinya sebelum, selama, atau sesaat sesudah dilahirkan.

Banyak dari kasus AIDS di AS terjadi di antara penyalah guna obat terlarang intravena, laki-laki homoseksual, laki-laki biseksual, dan teman kencannya. AIDS juga menyerang penderita hemofilia dan orang-orang lain yang menerima transfusi darah, meskipun kini persediaan darah dilindungi. Di beberapa negara lain, transmisi HIV lewat senggama telah terjadi secara luas di antara para heteroseksual.

Pemakai obat intravena beresiko bila mereka berbagi-pakai jarum hipodermik yang mungkin tercemar oleh darah seorang pengidap. Wanita hamil yang tertular memindahkan HIV kepada janin mereka meskipun mereka sendiri tidak menunjukkan gejala sakit. Para penderita hemofilia telah tertular karena menerima transfusi darah yang tercemar juga telah tertular.

Sejak tahun 1985, yaitu ketika tes untuk menentukan hadirnya HIV pertama kali ditemukan, persediaan darah di Amerika Serikat telah diuji kandungan HIV-nya. Donor darah perorangan juga mengalami skrining. Beberapa produk dipanaskan untuk membunuh patogen yang mungkin ada.

Meskipun banyak penelitian telah diadakan di daerah-daerah tempat terjadinya penyakit karena-nyamuk, belum ditemukan bukti bahwa HIV ditularkan oleh serangga. Jika memang terjadi penularan HIV oleh serangga, hal itu akan tampak pada anak-anak yang bermain di luar rumah dan pada orang yang bekerja di luar rumah. Ini tidak terbukti. Lebih lanjut, tidak terdapat korelasi antara pengidap HIV dan orang yang tertular oleh penyakit karena-nyamuk yang telah dikenal.

Tidak ada bukti yang menunjang kemungkinan trasnmisi oleh kontak sosial biasa. Para peneliti pun belum mendata adanya transmisi dalam keluarga di antara para anggota dan teman seorang pengidap AIDS melalui kontak akrab, yang bukan kontak seksual. Lebih lanjut, virus juga belum diteliti ketersebarannnya lewat air, udara, makanan, kontak dengan benda mati, atau kontak dengan limbah mentah.

Meskipun banyak kuman yang tersebar dengan cara ini, pejabat kesehatan telah memastikan bahwa HIV tidak termasuk salah satu diantaranya. HIV telah ditemukan dalam air liur dan air mata beberapa pengidap, tetapi fluida ini belum pernah terbukti menularkan virus. Fluida ini tidak berisi banyak sel penolong-T dan oleh karenanya tidak banyak berisi partikel virus.


Pada tahun 1984 sebuah tes, yaitu enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA—uji-kadar penyerap-kekebalan terkait-enzim), telah dikembangkan untuk menentukan atau seseorang itu pembawa HIV. Tes itu tidak mendeteksi virus itu sendiri. Namun, tes mendeteksi antibodi terhadap HIV. Jika orang yang dites ternyata tertular, atau “positif”, tes sering ditegaskan melalui sebuah prosedur lain. Sayangnya, jika orang yang dites itu telah tertular tetapi belum sempat mengembangkan antibodi, hasilnya akan negatif—padahal orang itu membawa virus yang dapat ditularkan kepada orang lain. Sekali lagi, kebanyakan orang telah mengembangkan antibodi setelah tertular selama 12 minggu.

Ada juga tes untuk mendeteksi virus dalam darah. Namun, diperlukan waktu 6 minggu untuk mengetahui hasilnya, maka tes itu tidak seefisien tes antibodi ELISA, lagi pula mahal dan amat sulit dilakukan. Tes untuk mendeteksi antigen HIV telah dikembangkan dan sedang dievaluasi.

Tidak ada pengobatan yang efektif bagi HIV. Tidak seorang pun yang terlanjur mengidap AIDS dapat sembuh sehinga sistem kekebalannya cukup mampu berfungsi normal kembali.

NIH, berbagai universitas, perusahaan farmasi, dan fasilitas riset lain telah mengetes beratus-ratus kemungkinan pengobatan bagi AIDS. Beberapa dari obat ini dirancang untuk merangsang pemugaran respon kekebalan. Yang lain, yang dikenal sebagai agen antivirus, adalah zat yang dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan virus. Sebagian telah menunjukkan harapan dengan menyebabkan kenaikan jumlah limfosit penolong-T dan peredaan tanda-tanda AIDS dan ARC. Sayangnya, obat itu juga menyebabkan efek sampingan yang ekstrem sehingga jelas membatasi kegunaannya. Zidovudine (AZT), misalnya, adalah obat untuk AIDS yang pertama kali mendapat lisensi. Namun, Zidovudine menghalangi produksi sumsum tulang, yang kadang-kadang sampai ketingkat diperlukannya transfusi darah beruntun dan transplantasi dan sumsum tulang.

Para ilmuwan sedang mencoba mengembangkan sebuah vaksin untuk mencegah infeksi HIV. Namun, sebarang obat yang dicobakan harus melalui banyak tahap testing yang ketat untuk meyakinkan keamanan dan kemanjurannya. Beberapa vaksin belakangan ini dicobakan pada simpanze, yaitu satu-satunya hewan laboratorium yang tertular HIV. Baru setelah upaya ini berhasil dan hasilnya dapat direproduksi, maka vaksin itu dapat dicobakan pada manusia.

Bahkan kalaupun program pengobatan AIDS atau vaksin ampuh dapat dikembangkan, yang terpenting bagi setiap individu adalah agar tetap memahami cara melindungi diri sendiri terhadap HIV.

1. Setiap individu tidak boleh bersenggama dengan orang yang mengidap HIV atau orang yang beresiko terhadap AIDS. Semakin banyak pasangan-senggama yang dimiliki seorang semakin tinggi kemungkinan baginya mengidap HIV.

2. Kesiagaan perlu dilakukan agar terhindar dari pertukaran fluida tubuh selama senggama dengan orang yang status HIV tidak diketahui.

3. Obat intravena tidak boleh berbagi jarum hipodermik.

4. Wanita yang beresiko tinggi terhadap AIDS dan sedang hamil, atau berniat untuk hamil, harus meminta penyuluhan dan melakukan tes HIV.

5. Orang yang positif mengidap HIV, atau yang beresiko tinggi terhadap AIDS, tidak boleh mendonorkan darah atau organ tubuh.

6. Orang tidak boleh bertukasr pakai silet, sikat gigi, atau benda lain yang dapat tercemar oleh darah.

Kita tahu bagaimana cara mencegah AIDS, atau paling tidak mencegah tertular HIV. Apakah orang mau mengikuti cara pencegahan tersebut atau tidak, itu masalah lain. Sebab dalam beberapa tahun lagi orang yang tertular HIV akan jatuh sakit. Kebanyakan akan mati. Karena orang-orang ini telah ditaklukkan oleh AIDS, yang penting adalah mereka harus diberikan perawatan ekonomi dan kesehatan yang efektif dan harus dicegah agar jangan menularkan HIV.

0 komentar:

ILMU itu HIDUP is wearing Blue Weed by Blog Oh! Blog | To Blogger by Gre at Template-Godown | Entries (RSS) and Comments (RSS).