Penanggalan Islam atau bulan berbeda dengan penanggalan Masehi atau matahari. Meskipun sama-sama memiliki 12 bulan, tetapi jumlah penanggalannya tiap bulan berbeda. Dalam penanggalan Islam, kita mengenal 12 bulan tetapi belum mengerti makna yang terkandung didalamnya. Berikut penjelasannya:
Bulan pertama yaitu Muharam (diharamkan). Dinamakan demikian karena pada bulan itu diharamkan untuk berperang atau menumpahkan darah. Ketika Islam datang, larangan perang pada bulan itu dicabut. Hal ini didasarkan Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah : 191
Artinya : "Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah
itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.
Bulan kedua dinamai Safar (kosong atau kuning). Dinamakan demikian karena pada bulan kedua ini dahulu semua laki-laki bangsa Arab meninggalkan rumah; ada yang pergi perang, berniaga, atau mengembara sehingga rumah-rumah kosong ditinggal kaum laki-laki.
Bulan ketiga dinamai Rabiul Awal (Rabi'al-awal = pertama menetap). Dinamakan demikian karena pada bulan ini semua laki-laki yang tadinya meninggalkan rumah sudah kembali berada di rumahnya masing-masing.
Bulan keempat dinamakan Rabiul Akhir (Rabi'as-sani = menetap yang kedua atau penghabisan). Dinamakan demikian karena semua laki-laki yang meninggalkan rumah telah kembali menetap di rumah masing-masing untuk terakhir kalinya.
Bulan kelima dinamakan Jumadil Awal (Jumada al-Ula = kekeringan pertama). Dinamakan demikian karena bulan ini dahulu orang Arab mengalami kekeringan.
Bulan keenam dinamakan Jumadil Akhir (Jumada al-Saniah = kekeringan kedua atau penghabisan).
Bulan ketujuh dinamakan Rajab (Mulia). Orang Arab dahulu memuliakan bulan ini dengan cara menyembelih anak unta yang pertama dari induknya. Qurban ini disebut Fara'a dan dilakukan pada tanggal 1 Rajab. Pada tanggal 10 Rajab disembelih lagi anak unta, tetapi tidak mesti anak unta yang pertama. Penyembelihan kurban ini disebut 'Atirah. Kebiasaan ini kemudian dihapus oleh ajaran Islam
Bulan kedelapan dinamakan Syakban (Sya'ban = berserak-serak). Dinamakan demikian karena pada bulan ini masyarakat Arab dahulu bertebaran pergi ke lembah-lembah dan oase-oase mencari air. Pada waktu itu terjadi musim kering sehingga mereka dilanda kesulitan air.
Bulan kesembilan dinamakan Ramadhan (Ramadhan = panas terik atau terbakar). Dinamakan demikian karena pada bulan ini dahulu cuacanya sangat panas. Jika orang berjalan tanpa alas kaki, telapak terasa terbakar. Pada jaman Islam, arti kata terbakar itu dimaksudkan sebagai pembakaran dosa bagi orang yang melakukan puasa di bulan Ramadhan.
Bulan kesepuluh dinamakan Syawal (Syawal = naik). Dinamakan demikian karena pada bulan ini, dahulu orang Arab mempunyai kebiasaan naik unta. Pinggul unta dipukul sehingga ekor unta menjadi naik. Pada masa Islam, Syawal diartikan sebagai naik atau peningkatan amal kebajikan setelah sebelumnya dilatih selama sebulan dengan berpuasa Ramadhan.
Bulan kesebelas dinamakan Zulkaidah (Zu al-Qa'idah = yang empunya duduk). Dinamakan demikian karena pada bulan ini dahulu orang Arab mempunyai kebiasaan duduk-duduk di rumah, tidak berpergian atau mengadakan perjalanan.
Bulan keduabelas dinamakan Zulhijjah (Zu al-Hijjah = yang empunya haji). Ibadah haji sebenarnya sudah dilaksanakan sejak Nabi Adam AS dan semua nabi-nabi sebelum Rasulullah SAW walaupun tata cara ibadah haji mereka tidak diketahui secara pasti. Bahkan orang Arab Jahilliyah juga melaksanakan ibadah haji dengan tata cara yang tentu saja berbeda dengan praktek ibadah hai dalam Islam.
0 komentar:
Posting Komentar